Hutan merupakan hal yang sangat dekat dengan kita. Kata “hutan” sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian orang mungkin menganggap hutan hanya kumpulan pohon dalam satu hamparan luas. Namun, pada kenyataannya, tidak sesederhana itu.
Sangat penting mengetahui hakikat dari hutan itu sendiri. Pemahaman yang sederhana tentang hutan dapat menjadi “ancaman” bagi hutan itu sendiri.
Mengapa? Jika kita menganggap hutan hanya sekumpulan pohon, maka hal pertama yang mungkin kita pikirkan adalah sumber daya kayu yang bernilai jual.
Jadi, apakah “hutan” itu sebenarnya? Mari simak detail penjelasan tentang hutan.
Pengertian Hutan
Ada banyak pengertian tentang hutan, tergantung dari persepektif perumus definisi tersebut. Namun, secara keseluruhan mengarah pada satu “muara” yang sama.
Sumber definisi umum yang dapat kita akses adalah Wikipedia. Di laman Wikipedia, Hutan diartikan sebagai sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Tidak hanya itu, Negara juga merumuskan definisi tentang hutan melalui Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 dimana Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Pengertian Hutan Menurut Para Ahli
Kedua pengertian sebelumnya dapat digunakan secara universal, khususnya di Indonesia. Selain kedua referensi di atas, berikut beberapa pengertian hutan menuru para ahli:
- Simon (1993) menyatakan bahwa Hutan dapat didefinisikan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang didominasi oleh pohon-pohon atau vegetasi berkayu, yang mempunyai luasan tertentu sehingga dapat membentuk suatu iklim mikro dan kondisi ekologi spesifik.
- Menurut Arief (2001) Hutan adalah kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat berserta tumbuhan-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi ini.
- Menurut Fitriana (2008) Hutan adalah sebuah kawasan yang di dalamnya ditemukan berbagai tumbuhan dan hewan. Kawasan-kawasan yang digolongkan sebagai hutan tersebar di seluruh dunia, meliputi wilayah yang sangat luas.
- FOA (2010) Land spanning more than 0.5 hectares with trees higher than 5 meters and a canopy cover of more than 10 percent, or trees able to reach these thresholds in situ. It does not include land that is predominantly under agricultural or urban land use.
Jenis-Jenis Hutan
Berdasarkan penulusuran kami di Wikipedia, jenis hutan di Indonesia dibagi menjadi 4 bagian:
- Berdasarkan Biogeografi. Biogeografi merupakan cabang dari ilmu biologi. Cabang ilmu ini mempelajari keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi mempengaruhi karakteristik dari hutan itu sendiri. Berkatian dengan hal ini, hutan dikelompokan dalam 3 bagian:
- Hutan Kawasan Paparan Sunda. Paparan Sunda merupakan lempeng bumi dan berada di sisi barat Garis Wallace, dimana garis tersebut merupakan garis khayal pembatas flora dan fauna Paparan Sunda dan Indonesia bagian timur. Garis ini memperlihatkan bahwa persebaran flora dan fauna di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia.
- Hutan Kawasan Paparan Sahul. Lempeng ini berada di sisi timur Garis Weber dan garis ini merupakan pembatas flora dan fauna di Paparan Sahul dan Indonesia bagian barat. Garis ini memperlihatkan bahwa memperlihatkan bahwa persebaran flora dan fauna di kawasan ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia.
- Hutan Kawasan Wallace. Lempeng ini berada di pinggiran Asia Timur. Kawasan Wallace dulu merupakan palung laut yang sangat dalam sehingga fuana sulit melintas dan flora sulit menyebar. Maka dari itu flora dan fauna di kawasan ini merupakan jenis-jenis endemik karena hanya ada di tempat yang bersangkutan.
- Berdasarkan Tipe Iklim. Iklim di Indonesia terbagi 5 bagian, yaitu Iklim Tipe A (sangat basah), Iklim Tipe B (basah), Iklim Tipe C (aga kering), hingga Iklim Tipe E. Berdasarkan iklim ini, hutan dibagi menjadi 3:
- Hutan Gambut. Hutan ini ada di daerah iklim tipe A atau B yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
- Hutan Hujan Tropis. Hutan ini berada di Iklim tipe A dan B yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
- Hutan Muson berada di Iklim tipe C dan D yang tersebar di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya.
- Berdasarkan Sifat Tanah. Berdasarkan sifat tanahnya, hutan Indonesia dibagi menjadi 3:Peta Jenis Tanah Indonesia
- Hutan Pantai. Terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai.
- Hutan Mangrove. Tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatra, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua.
- Hutan Rawa. Terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Manfaat Hutan
Hutan tidak sekedar hanya kumpulan pohon dan hutan sendiri memiliki manfaat yang secara langsung maupun tidak langsung kita rasakan. Berikut beberapa manfaat hutan:
- Sumber oksigen. Hutan adalah sumber oksigen bagi makhluk hidup. 1 pohon dewasa dapat memberikan suplai oksigen untuk 2 hingga 10 orang. Meski Phytoplankton menyumbang 1/2 oksigen di bumi, tapi hutan tidak dapat diabaikan terutama perannya dalam mengatur kualitas udara.
- Hutan tidak hanya pohon. Selain kumpulan pohon, hutan juga merupakan rumah bagi flora dan fauna. Hutan berperan penting dalam mengatur siklus hidup makhluk hidup di dalamnnya. Jika hutan hilang, dimana para harimau akan bermukim?
- Bagian dari tempat tinggal manusia. Dalam brief “The world’s Forests” (FAO, 2018), tercatat ada sekitar 250 juta populasi dunia tinggal di hutan dan sekitarnya. Hutan terhubung secara langsung dengan aktifitas yang mereka lakukan, baik di bidang pertanian, silvopastura, perburuan, kepercayaan, kearifan lokal, maupun sumber penghidupan. Contoh sederhana, bertani di sekitar hutan dapat memberikan manfaat lebih, hutan dapat menjadi penahan angin mencegah rusaknya tanaman dari terpaan, hutan juga menciptakan siklus hidup yang dapat berperan menekan jumlah hama, dll.
- AC alami dan pengatur iklim mikro. Menurut Laurie (1986) iklim ideal bagi manusia adalah udara yang bersih dengan suhu udara kurang lebih 27º C sampai dengan 28º C, dan kelembaban udara antara 40% sampai dengan 75%. Kanopi hutan, terutama yang berada di sekitar pemukiman, membantu mendinginkan bangunan, mengurangi penggunaan AC dan listrik. Menurut beberapa penelitian, jumlah pohon yang tepat dengan tajuk > 40% dapat menurunkan suhu di siang hari (saat musim panas) hingga 10 derajat Farenheit (Sains Kompas).
- Mendinginkan bumi. Hutan berperan dalam pengendali panas global dengan menyerap CO2. Hutan selalu membutuhkan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Seperti yang kita ketahui, CO2 merupakan salah satu Gas Rumah Kaca, di mana gas ini dapat menjebak panas matahari dan memantulkannya kembali ke bumi. Faktanya, bumi tetap memerlukan Gas Rumah Kaca, agar bumi tidak terlalu dingin, namun dewasa ini, panas bumi diklaim meningkat sehingga hutan menjadi salah satu faktor penyeimbang.
- Pengendali banjir dan sumber air. Secara sederhana, dapat dianalogikan hutan sebagai spons raksasa yang dapat menyerap air, terutama saat hujan. Selain konteksnya dalam penyerapan air, air hujan yang jatuh tertahan oleh kanopi dan mengalir perlahan melalui batang pohon. Air tersebut kemudian memuai kembali seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, banjir sering terjadi pada wilayah padat penduduk tanpa resapan air. Selain itu, air yang tertahan akan menetes kembali melalui akar pohon dan mengisi kembali persedian air tanah.
- Memperkuat pondasi tanah. Berdasarkan pantauan BNPB dalam koran elektronik Okezone, sejak 1 Januari – 29 Juni 2020, tercatat ada 1.549 kali kejadian bencana, dimana 330 diantaranya adalah longsor. Manurut Arifin S, dkk (2009), selain curah hujan (iklim), lereng, dan jenis tanah, penutupan lahan menjadi salah satu faktor pertimbangan, dimana klasifikasi hutan lebat memiliki skor paling kecil (potensi longsor kecil). Hal ini dikarenakan kanopi hutan yang besar dapat mengurangi kekuatan hantaman air hujan yang jatuh ke tanah dan akar hutan yang besar juga dapat menahan pergeseran tanah, terutama pada lokasi dengan kelerengan curam.
- Mereduksi polusi tanah. Fitoremediasi didefinisikan sebagai pencucian polutan oleh tumbuhan termasuk pohon. Pencucian bisa berarti penghancuran, inaktivasi atau imobilisasi polutan ke bentuk yang tidak berbahaya (Chaney et al. 1995).
- Mengatur kualitas udara. Dalam Jurnal IPB – JIPI (Izzah AN, dkk, 2019) tertulis: “Tanaman mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kualitas udara dengan mereduksi polutan udara (Feng Li et al. 2010) melalui mekanisme penyerapan maupun penjerapan polutan (Papuangan et al. 2014). Prasetyo (2016) menjelaskan bahwa jalur hijau jalan mempunyai kemampuan menurunkan konsentrasi NO2 yang lebih besar dibandingkan dengan area terbuka dengan rata-rata penurunan pada jarak 10 dan 30 m secara berturut-turut adalah sebesar 52,11 dan 84,78% dan pada area terbuka pada jarak 10 dan 30m, penurunan secara berturut-turut adalah sebesar 49,4 dan 43,3%”.
- Salah satu sumber bahan makanan. Fungsi ini sudah jelas, dimana hutan menghasilkan banyak sekali sumber makanan seperti buah, kacang-kacangan, biji-bijian, jamur, sayuran, dll.
- Salah satu sumber penyembuhan. Sama seperti fungsi sebelumnya, di hutan banyak terdapat tumbuhan yang berfungsi sebagai apotik hidup bagi manusia. Contoh seperti Api-api, jeruju, nipah, bakau, beluntas, dll.
- Sumber kayu. Hutan yang berupa pepohonan menjadi sumber kayu bagi mereka yang tinggal disekitarnya. Hasil kayu dapat digunakan sebagai bahan bangunan, seperti rumah, jembatan, menara, dll.
- Sumber mata pencaharian. Menurut studi global oleh Wunder, dkk, 2014 (publikasi laman ScienceDirect), hutan alam berkontribusi 21.1% terhadap pendapatan rumah tangga. Sedangkan publikasi CIFOR dalam “Forest and Livelihoods Programme Strategy” aktifitas berbasis hutan di negara-negara berkembang menyediakan 17 juta lapangan pekerjaan di sektor formal.
- Sumber rekreasi. Manfaat ini berkaitan dengan hutan sebagai sumber penyembuhan. Selain menyajikan keindahan alamnya yang memanjakan mata, keindahan hutan juga dapat menjadi terapi dalam menekan stress.
Diolah dari berbagai sumber.